Selasa, 18 Desember 2012

Etika dalam berdoa


Etika merupakan sikap yang patut dimiliki dan diejawantahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. dalam berinteraksi dengan sesama, kita membutuhkan etika. saat menghadiri acara-acara resmi melulu ada etikanya. ketika seorang bawahan menghadap atasan, lagi-lagi dituntut untuk beretika. Dan masih banyak lagi praktek-praktek kehidupan yang etika berperan didalamnya.

Jika dalam berinteraksi antar sesama saja kita membutuhkan etika. Sudah barang tentu saat berinteraksi dengan Tuhan pun ada etikanya. Jika dalam menemui seseorang yg lebih terhormat saja terkadang kita sibuk untuk memikirkan bagaimana cara beretika yang sepatutnya. Bagaimana ketika kita ingin menemui (menghadap) Dzat yang menciptakan orang terhormat tersebut? Pantaskah kita tidak beretika?

Berdoa merupakan salah satu bentuk interaksi manusia dengan Sang Pencipta. Sebab dalam berdoa ada suatu permohonan yang diajukan manusia kepada Tuhan-Nya yang sudah pasti akan melihat, mendengar dan mengabulkan apa yang dimohon oleh hamba-Nya. Allah swt. telah berfirman yang artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah:186)

Dalam kaitannya dengan etika dalam berdoa, Imam Ghazali rahimahullah dalam karya monumentalnya Ihya ‘Ulamaddin memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diejawantahkan seseorang ketika berdoa, antara lain:
Berdoa Pada Waktu-Waktu Mulia

Seseorang yang berdoa hendaklah bisa memilih dan memanfaatkan waktu-waktu mulia seperti hari arafah yang mulia, bulan ramadhan yang diberkahi serta hari jum’at ditiap minggu. Selain itu ada juga waktu sahur atau sepertiga malam terakhir yang juga merupakan waktu mulia untuk berdoa.

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda:

“Setiap sepertiga malam yang terakhir Allah swt. turun ke langit dunia dan berkata: Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Ku-kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku maka akan Ku-berikan. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Ku-ampuni.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Selain waktu-waktu diatas, terdapat juga saat-saat mulia yang baik digunakan untuk berdoa yaitu saat turunnya hujan, ketika shalat hendak didirikan, berdoa diantara azan dan iqamah, berdoa selepas shalat dan berdoa dalam keadaan sujud. Rasulullah saw. bersabda:

Tidak ditolak doa antara azan dan iqamah” (HR. Abu Daud, An Nasa’I dan at Tirmidzi dari Anas r.a.)

“Kedekatan antara hamba dengan Rabbnya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah doa didalamnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a.)

Tidak Meninggikan Suara

Ketika Rasulullah saw. mendengar suatu kaum yan meninggikan suara saat berdoa, Beliau lalu menegurnya dengan berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya Dzat yang kalian mohon tidaklah tuli dan ghaib. Tetapi Dia berada diantara kalian.” (HR. Muttafaqun ‘alaih dari Abu Musa al Asy’ari)

Pernyataan Rasulullah saw. diatas memberikan sinyal bahwa dalam berdoa hendaklah kita tidak meninggikan suara. Sebab Dzat yang kita mohon selalu ada didekat kita, selalu mendengar apa yang kita pinta meskipun dalam bisikan hati sekalipun.

Dalam al Qur’an sendiri telah disebutkan akan larangan meninggikan suara ketika berdoa. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya:

“dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"." (QS. Al Israa : 110)

Yang dimaksud kata “shalat” dalam ayat diatas sebagaimana Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah r.a. ialah berdoa.

Merendahkan Hati, Khusyu’, Penuh Harap dan Rasa Takut

Orang yang berdoa hendaklah menghayati tiap doa-doanya. Dengan rasa ketundukan dan kerendahan hati serta penuh pengharapan, pikiran dan hatinya benar-benar hadir saat berdoa.

Allah swt. berfirman yang artinya :

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.” (QS. Al Anbiya : 90)

Dilain tempat Allah swt. juga berfirman yang artinya :

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al A’raf : 55-56)

Mengawali Doa Dengan Dzikrullah dan Shalawat

Termasuk etika dalam berdoa ialah tidak langsung memulainya dengan sebuah permohonan. Akan tetapi terlebih dahulu dibuka dengan dzikrullah (bisa dengan pujian kepada Allah swt.) dan shalawat atas Nabi saw.. Abu Sulaiman ad Darani rahimahullah mengatakan bahwa orang yang memohon kepada Allah swt. hendaklah memulainya dengan bershalawat atas Nabi saw.. Sebab Allah swt sangat memuliakan oarng yang berdoa dengan diawali hal tersebut.

Optimisme Dalam Berdoa

Orang yang berdoa harus selalu yakin bahwa doanya akan terkabulkan. Dan janganlah berdoa dengan mengatakan: “Ya Allah ampunilah aku jika Kau menghendaki dan kasihanilah aku jika Kau menghendaki.” Allah swt. ialah Dzat yang selalu mengabulkan  permohonan hambanya, sebagaimana dinyatakan dalam beberapa ayat al Qur’an (baca QS. 02:186). Akan tetapi apa yang kita mohon tidak selamanya langsung diberikan Oleh-Nya. Bisa jadi ditahan untuk diberikan diakhirat kelak atau bisa juga dijawab dengan penghapusan dosa-dosa sesuai dengan kadar doa kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

Tidaklah seorang muslim berdoa kecuali dikabulkannya. Bisa dengan dipercepat pemberiannya di dunia, bisa dijadikan tabungan baginya di akherat dan bisa juga dihapuskan dosa-dosanya setara dengan doanya selama ia tidak berdoa sambil berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi atau meminta cepat-cepat dikabulkan.” (HR. At Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Wallahua’lam bisshawab

Jumat, 16 November 2012

macam-macam topologi

Macam-Macam Topologi Jaringan Komputer - Topologi jaringan adalah penjelasan bagaimana struktur dari node, link atau peletakan dari komputer itu sendiri. Ada beberapa topolgi jaringan komputer yang dapat diterapkan. Lebih tepatnya ada 6 topologi jaringan. Ropologi tersebut adalah sebagai berikut.




  • Topologi bintang


  • Topologi cincin


  • Topologi bus


  • Topologi mesh


  • Topologi pohon


  • Topologi linier



  • Macam-Macam Ropologi Jaringan Komputer Beserta Artinya


    Topologi Jaringan Topologi Linier


    Jaringan komputer dengan topologi runtut (linear topology) biasa disebut dengan topologi bus beruntut, tata letak ini termasuk tata letak umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap titik sambungan (komputer) yang dihubungkan dengan penyambung yang disebut dengan Penyambung-T dan pada ujungnya harus diakhiri dengan sebuah penamat (terminator). Penyambung yang digunakan berjenis BNC (British Naval Connector: Penyambung Bahari Britania), sebenarnya BNC adalah nama penyambung bukan nama kabelnya, kabel yang digunakan adalah RG 58 (Kabel Sepaksi Thinnet). Pemasangan dari topologi bus beruntut ini sangat sederhana dan murah tetapi sebanyaknya hanya dapat terdiri dari 5-7 komputer.

    Topologi Jaringan Topologi Pohon Atau Tree


    Topologi Pohon adalah kombinasi karakteristik antara topologi bintang dan topologi bus. Topologi ini terdiri atas kumpulan topologi bintang yang dihubungkan dalam satu topologi bus sebagai jalur tulang punggung atau backbone. Komputer-komputer dihubungkan ke hub, sedangkan hub lain di hubungkan sebagai jalur tulang punggung.
    Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.

    Topologi Jaringan Topologi Mesh


    Topologi jala atau Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).

    Topologi Jaringan Topologi Bus


    Topologi bus merupakan topologi yang banyak digunakan pada masa penggunaan kabel sepaksi menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.

    Topologi Jaringan Topologi Cincin atau Topologi Ring


    Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan. Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki performance tinggi, jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang time-sensitive seperti video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan saat komputer yang terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak.

    Topologi Jaringan Topologi Star atau Topologi Bintang


    Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.

    Nah, itulah keenam topologi jaringan yang bisa saya sampaikan kali ini. Mungkin lain kali akan saya jelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan dari masing masing topologi.

    Oke, semoga artikel diatas dapat membantu anda dalam mencari tugas ataupun referensi. Oke, selamat membaca apa yang saya sampaikan. Selamat belajar.